Pada tahun ini 2019, abad ke-21 di mana kecanggihan teknologi bisa dinikmati oleh semua masyarakat. Tak hanya dari kalangan atas ataupun bangsawan. Siapapun yang memiliki uang dan akses pasti bisa dengan mudahnya mendapatkan gemilang internet. Hal yang paling disukai oleh masyarakat berkat mutakhirnya teknologi adalah pesan yang wara-wiri diterima maupun dikirim dengan sentuhan jari saja. Tak ayal jika setiap smartphone terinstall aplikasi sosial media dan atau aplikasi pesan instan. Di Indonesia, aplikasi yang sedang trending tersebut yaitu Whats App messenger, LINE, Facebook, Instagram, Twitter. Saya lansir dari website Kompas, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan perusahaan asal Inggris tahun 2018 bahwa aplikasi yang paling banyak diunduh dari posisi pertama secara berurutan yaitu WhatsApp, Facebook, Instagram, dan LINE.

Banyak kebiasaan yang sekarang bergeser gegara kemajuan teknologi yaitu internet. Seperti mendapatkan berita terbaru, belanja, menonton film, menghubungi kerabat, bahkan bisa mendapatkan penghasilan dari internet. Hanya dengan sentuhan jari, smartphone yang kita gunakan bisa memenuhi hampir semua kebutuhan manusia.  Jumlah pengguna internet di Indonesia semakin bertambah seiring dengan kemudahan mengaksesnya. Berikut saya kutip dari website viva.co.id terhadap penelitian yag dilakukan oleh   Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016 bahwa alasan masyarakat Indonesia mengakses internet mengaku yang cenderung untuk mengetahui informasi terbaru mencapai 31,3 juta. Lalu, disusul terkait pekerjaan (27,6 juta), mengisi waktu luang (17,9 juta), sosialisasi (13,6 juta), pendidikan (12,2 juta), hiburan (11,7 juta), dan bisnis berdagang dan cari barang (10,4 juta).

Peran utama dalam aplikasi sosial media maupun aplikasi pesan instan ini terletak pada kecepatan dalam berkomunikasi. Baik komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan berkirim teks, gambar, video dan suara. Namun akan menjadi ironis, jika mendekatkan yang jauh. Sebaliknya bisa menjadi positif apabila menjauhkan yang dekat. Terlepas dari bentuk pesan dan aplikasi apa yang sering Anda gunakan itu tidak menjadi persoalan. Hal yang akan menjadi perbincangan di tulisan ini adalah informasi yang diterima/dikirim apakah termasuk fakta atau bohong (hoax). Apakah Anda pernah mendapatkan info hoax?

Jika Anda bersosialisasi dan menjelajah dunia maya pastilah pernah mendapat informasi hoax. Berita bohong sangat merugikan masyarakat. Apalagi jika berita tersebut dapat menimbulkan efek yang berkepanjangan. Beberapa dampaknya bisa menimbulkan konflik, merasa cemas, khawatir dan dapat merusak nama baik seseorang.

Dalam menangani hal ini pihak berkepentingan telah menindaklanjuti. Tahun 2019 merupakan musim pemilu yang menjadi tahun waspada terhadap hoax. Buktinya telah dilaporkan ada berita hoax sebanyak 70, yang terjadi pada bulan Januari 2019. Itu baru terjadi satu bulan. Wow. Mendapati masalah demikian, pemerintah berupaya membentuk satgas pemberantas hoax, bekerja sama dengan platform medsos. Sedangkan dari pihak medsos nya telah menyediakan fitur laporan jika ada berita yang mengandung kebohongan.

Lantas, kita pemuda millenial yang katanya sebagai generasi penerus bangsa membangun peradaban, bisa berperan apa? Pemuda millenial, generasi melek teknologi bisa mengambil peran dalam menangkal hoax. Terutama di tahun 2019 ini, di mana Indonesia sedang dalam tahun pemilu. Banyak berita yang tak bisa dipertanggung jawabkan isinya. bahkan ada jurnalis abal-abal ikut meramaikan.  Ada beberapa cara kita sebagai netizen bisa menangkal hoax, diantaranya yaitu:

Satu, sebelum menyebar informasi alangkah lebih baiknya cek dahulu sumber berita. Jangan langsung menyebarkan. Jika sudah menyebarkan, maka selanjutnya akan susah untuk dihentikan. Cari sumber berita bisa melalui search engine Google, dsb.

Kedua, baca sebuah berita sampai habis. Jangan hanya membaca judul beritanya saja. kita harus membacanya sampai selesai. Mungkin ada yang tak suka baca, akan tetapi mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Jika Anda membaca, maka hoax pun bisa dicegah.

Ketiga, selain info yang disebarkan lewat teks. Juga melalui bentuk video, suara dan gambar. Jika gambar infografis perhatikan dengan teliti setiap tulisan yang ada. Jika dalam bentuk video ataupun suara, maka kita bisa dengarkan ataupun tonton sampai habis. Kadangpula ada judul video yang tak sesuai isi videonya.

Keempat, laporkan yang merupakan berita hoax. Tujuannya agar berita tersebut bisa ditangani dengan tepat. Bisa di take down, di hapus atau diblokir.

Kesimpulan

Telitilah sebelum menyebarkan suatu informasi, maka Anda telah berperan aktif menciptakan kedamaian dunia. Jika masyarakat telah melek akan bahayanya hoax, semoga bisa kepo dulu sebelum menyebarkan informasi. Kepo yang saya maksud adalah membaca. Perangi hoax dengan membaca berita dan aktif melaporkan apabila ada berita hoax. Sebagai netizen yang baik, mari kita ciptakan dunia maya dan dunia nyata dengan berjalan damai. Kita semua berharap semoga pemilu tahun ini dapat berjalan dengan aman,dan damai. Aamiin. 

“Kualitas diri Anda terletak pada berita yang Anda sebarkan”




Referensi :

https://tekno.kompas.com/read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-medsos-orang-indonesia
https://www.viva.co.id/digital/digilife/838870-pengguna-internet-indonesia-lebih-banyak-akses-medsos
https://news.detik.com/berita/d-4423056/menkominfo-catat-ada-70-hoax-beredar-selama-januari-2019 


sumber gambar : koranibukota