Kebiasaan orang Indonesia dalam menyambut lebaran adalah
mudik pulang ke kampung halamannya. Mudik bertemu keluarga, orangtua yang
dirindukan. Begitu juga dengan keluarga ku. Mudik bersama ayah, ibu, kakak dan
adik. Alhamdulillah sesuatu. Tradisi atau budaya yang setiap tahun terus
dilakukan.
Rute mudiknya dari Bekasi-Tegal-Semarang naik mobil kijang
in***. Rute yang jauh dan cukup melelahkan. Fuuuhhhtt. Silaturrahmi ke nenek
terus bertemu sodara-sodara di Semarang. Memang tidak ada yang berbeda dari
pengalaman mudik sebelumnya. Tetapi, aku menikmati. Takut gak bisa bertemu
dengan bulan Ramadhan tahun depan. Sedih juga kalau lebaran anggota keluarga ga
lengkap. Bapak harus kerja, melewati lebaran di luar kota. L
Setelah bertemu sanak saudara di Semarang, setelah mendapat angpau,
setelah makan opor dan ketupat. Libur Lebaran diisi dengan acara keluarga
ke Ungaran. Aku termasuk jadi panitia. Ditunjuk sih, hehe.
Menyenangkan. Bisa ngumpul-ngumpul, ketawa bersama,
menikmati kasur tidur baru di cottage. Begitu nyaman dan udara yang
sejuk. Ketika sedang acara makrab berlangsung, aku bernafas dan akan mengingat
kejadian hari itu. Inilah rasanya jika sedang berkumpul, sedang merasakan
kebersamaan keluarga besar Bani Djamaah.
Intinya adalah bersyukurlah atas semua rizki yang
diberikanNya. Nikmat islam, iman, ihsan dan kesehatan. Di libur lebaran tahun
ini yang paling berkesan adalah nikmat kebersamaan. Saudara islam dan saudara
dari pertalian darah berkumpul bersama. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah
yang Kau dustakan?”
Di atas dan disamping foto keluarga besar Bani Djamaah. Rame yoo. Eksis ahh...
wkwkwk
COMMENTS