Halo, hai. Ada kah yang sudah nonton film ini? Kalau belum aku akan membahasnya sedikit dan pendapatku tentang film ini. Film yang di adaptasi dari novel dengan judul yang sama. Novel karya Imam Setyawan.
Alasan ku pengen nonton film ini daripada film Iron Man3
(yang pas itu lagi booming juga) karena jujur aja sih. Alasan ini berkaitan
dengan sesuatu yang mengandung unsur nasionalisme. Ingin menghargai karya anak
bangsa dan sebelumnya sudah tau sinopsisnya. Perjuangan seorang anak laki-laki
yang ayahnya bekerja sebagai supir angkot (angkutan kota).
Aku agak nyesel juga , gak nonton film Madre dan Lupus.
Semoga aja sebulan kemudian filmnya ada di TV deh. Aamiin. Hihii..
Balik ke topik ya. Pas aku beli tiketnya, agak sesek gitu.
Karena film ini peminatnya sedikit. Bandingkan saja dengan Iron Man 3. Ketika
itu, aku nontonnya di Mal Ciputra Semarang. Masyarakatnya aja kurang menghargai
produk dalam negri. Gimana kita bisa maju? Bisa bersaing dengan Negara-negara
lain? Betul kagak? Maaf kalau ada yang merasa tersindir. Hihi…
Aku juga merasa film ini kalah saing dengan film Iron Man 3. Karena film manusia besi itu sudah banyak penggemarnya, yang siap menanti film itu. Coba jadwal pemutaran filmnya di undur ya? Diundur setelah pemutaran film Iron Man 3. Bisa jadi film dari kota Apel ini akan dilirik banyak masyarakat Indonesia.
Next, anak laki-laki itu bernama Beyek (kalau ga salah). Berasal dari Batu, Kota
Malang, Jawa Timur. Anak dari 4 bersaudara. Dia anak ke 3 dan menjadi anak
laki-laki sendiri. Entah mengapa, bapaknya itu sangat men streotip kan bahwa
anak lanang (laki-laki) harus menjadi
anak yang berani, pinter, gak boleh nangis. Bapaknya menerapkan pola asuh
otoriter atau otoritarian.
Pola asuh otoritarian adalah cara mengasuh anak dengan
sangat disiplin, orang tua hanya mengatur anak tanpa alasan yang jelas dan si
anak harus mematuhinya. Kalau tidak mau patuh, anak tersebut biasanya pasti
akan dihukum. Biaklah cukup sekian dulu.
Salam manis dan teruslah berkarya.
^o^
COMMENTS