Semester 6 menunjukan waktu untuk tugas magang. Sungguh aku sebenarnya kurang mengerti, karena magang 0 sks. Tapi wajib dikerjakan demi Skripsi dan demi menjadi sarjana psikologi. Haha. SLB Widya Bakti Semarang tempatnya. 20 hari menjadi guru pendamping atau lebih dikenal sebagai shadow teacher. Apa aja sih tugasnya guru pendamping itu? Membantu siswa ABK menyelesaikan tugas sekolahnya di sekolah, membantu penyesuaian diri di lingkungan sosialnya dan juga membantu guru memberikan tugas. Selama 20 hari mengabdi, aku mendapat pelajaran penting. Tak kalah penting dengan materi yang ku dapatkan di kampus. Pelajaran tentang team work, bersyukur,  ingin berbagi dengan orang lain, praktek ttg ilmu yang sudah didapatkan di kuliah.


Pada hari terakhir magang..... sedih rasanya. Ingin meneteskan air mata. Kata bude ku “kasihan ya mir, kalau kamu tinggal anak-anak e”. Yooo kasihan sih, tapi kan ada guru yang sudah berpengalaman disana. Allah masih menyayangi mereka kok. Buktinya mereka bisa sekolah disana, punya guru dan keluarga yang perhatian. Aku percaya Allah itu Maha Adil. Ada skenario yang indah untuk dijalani. Whahahaha. 

Anak itu bernama Michele. Autis dan tunagrahita menengah. Perilakunya di sekolah hanya menggambar lingkaran tak jelas dengan pensil warna. Bicaranya pun tak jelas. Perilaku repetitif (pengulangan) mukul diri sendiri. Seperti tidak punya rasa sakit. Sungguh pilu rasanya melihat dan membayangkan jika sudah dewasa nanti. Apakah bisa mengurus dirinya sendiri? Disuruh diam pun susah. Disuruh nulis dan bicara pun tak bisa. Di kelas lainnya ada yang mengalami down syndrom. Herannya jika aku yang mendampingi dia marah, menolak ku. Berbeda dengan temanku yang mendampingi. Dia nurut. Malah nempel terus. Pilih kasih nih. Hahaha. Yasudahlah.  

Ketika aku membuat program untuk anak-anak, hal yang sangat aku perhatikan adalah sejauhmana kemampuan mereka menyelesaikan tugas.  Sudah bisa berhitungkah? Atau tidak bisa. aku bersama teman-teman membuat program tugas mewarnai gambar buah, pemandangan, transportasi,  dan hewan.  Kemudian bernyanyi topi saya bundar. Alhamdulillah bisa mengikuti.  Ada juga yang bisa nyanyi cicak di dinding tanpa disuruh loh. Tanpa ada yang mancing, dia bernyanyi sendiri. Hebat lah. Selain itu menebalkan angka 1-5. Program yang dibuat gak jauh dari mewarnai, menggambar deh.  Bingung sih. Hehe. Jujur loh. hehe

Terakhir nih. Kesan yang ku dapatkan adalah pada awalnya membosankan, tapi lama kelamaan menyenangkan bisa berbagi dan membantu mereka. Bersyukur banget tidak terlahir menjadi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Semenjak magang di SLB, aku jadi semakin mantap ttg impian ku menjadi psikolog anak. Dekat dengan anak-anak.  Membuat tugas Skripsi ttg anak-anak & remaja.  

Akhir blog ini, aku ucapkan Alhamdulillah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Lebih baik menulis apa yang kita rasakan drpd dipendam & dipikir saja. Tidak ada manfaatnya dan akan hilang karena lupa. Masa bodo jika tidak ada yang baca. Jika ada yang membaca terimakasih yaaa. Salam kenal.
^o^)~~~~      (*^-^*)