Novel bestseller ini akhirnya sudah saya rampungkan.  Memiliki 544 halaman. Terbitan Republika.
Siapa sih yang ga kenal Tere Liye? Saya rasa penulis buku ini sudah cukup terkenal. Bukunya pun ada beberapa yang telah difilm kan. Hebat benar bukan? 

Saya membeli buku ini saat Islamic Book Fair awal tahun 2015. Tepatnya saya lupa. Harganya sekitar 40ribuan. Kalau tidak salah. Hehe.  Banyak sekali buku di sana. Saya memilih buku berjudul Rindu. Kenapa? Entahlah, mungkin saya sedang merindukan sesuatu. 

Jadi, buku ini tidak lah menawarkan cara mengatasi rindu, cara bertemu dengan seseorang atau pun kisah menangis semalam karena rindu.

Tapi buku ini hanya mengkisahkan tentang rindu dan beberapa kisah manusia. Untungnya masih membahas rindu. Saya jadi tidak merasa sia-sia membelinya. Haha.  

Cerita tentang zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Perjalanan ibadah haji yang membutuhkan waktu lama.  Dalam perjalanan di kapal Blittar Holland, banyak pertanyaan kehidupan memaksa untuk dijawab.  Ada  5 pertanyaan  dari 5 orang yang berbeda. Tentang masa lalu, kehilangan, kebencian, kerinduan, dan cinta. 

Pertanyaan-pertanyaan kehidupan tersebut dapat terjawab dengan bantuan Gurutta. Dia adalah seorang ulama mashyur pada zamannya. Walaupun dia dapat menjawab pertanyaan, tetapi Gurutta juga memiliki pertanyaan tentang kehidupannya.  Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Gurutta membuat sebuah sajak yang sangat logis sekali.  

Wahai Sang Penguasa Lautan,
Apalah arti memiliki,
Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami ?

Wahai Sang Penguasa Lautan,
Apalah arti kehilangan,
Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan
Dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan ?

Wahai Sang Penguasa Lautan,
Apalah arti cinta,
Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya  indah? 
Bagaimana mungkin kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun ?

Wahai Sang Penguasa Lautan,
Bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan?
Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu?
Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja?
  
Jadi, dalam kisah-kisah kerinduan yang diceritakan dalam novel ini. Seharusnya dapat kita ambil pelajaran. Memandang sebuah masalah dalam sudut pandang orang lain. Mengambil hikmah pada setiap masalah yang dihadapi, kemudian mencari jalan keluarnya. Kalau belum tau jalan keluarnya bertanyalah pada yang lebih tau. Hehe.  

Novel berikutnya adalah hujan. Masih penulis yang sama. Saya masih menantikan terbitnya. Tunggu saja. :)