Judul buku           : Totto-chan’s Children, a goodwiil journey to the children of the world

Penulis                 : Tetsuko Kuroyanagi

Penerbit               : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit         : Maret 2019

Jumlah halaman  : 322

 

Judul dalam bahasa indonesia nya adalah anak-anak Totto Chan, perjalan kemanusiaan untuk anak-anak dunia.  Ini adalah buku seri keduanya. Buku pertamanya berjudul  Totto chan Gadis Cilik Di Jendela.  Meskipun judul & penulisnya sama. Kamu tetap bisa menikmati salah satu buku tersebut tanpa merasa ketinggalan cerita.

Buku ini bercerita tentang kisah nyata perjalanan si penulis buku, Tetsuko Kuroyanagi (Totto chan). Awalnya Tetsuko berkarir sebagai aktris di negaranya, Jepang. Kemudian ditawari oleh temannya, yang di mana si temannya kenal dengan direktur eksekutif UNICEF saat itu, James P. Grant.

Dalam buku ini si penulis terbang ke berbagai negara. Di mulai tahun 1984 ke negara Tanzania. Lalu secara berurutan (sesuai daftar isi buku) ke India, Mozambik, Kamboja & Vietnam, Angola, Bangladesh, Irak, Etiopia, Sudan, Rwanda, Haiti, Bosnia-Herzegovina. Setelah negerana Bosnia, Totto chan masih melanjutkan misinya – kemanusiaan.

 

Kisah yang sangat mengharukan

Seperti penggalan lirik lagunya Ebiet G. Ade “perjalanan ini terasa sangat menyedihkan.” Penuturan kisah kemanusiaan ini sungguh mengharukan. Kisahnya ke berbagai negara patut diacungi 4 jempol, 10 bintang. Keren! Berani berjuang memasuki daerah rawan konflik peperangan. Tidak hanya itu, sederet masalah lain seperti kekeringan, sanitasi yang sangat buruk, bau tidak sedap, melihat mayat secara langsung – akibat kekejaman perang, penyakit yang diderita anak-anak, dsb.

Sangat menempel di benak saya, saat Tetsuko pergi ke negara Rwanda. Berlokasi di benua Afrika. Tahun 1994 saat itu Rwanda telah usai menghadapi perang saudara.  Seram sekali bekas peperangan di negara itu. Anak-anak korban perang yang masih hidup menceritakan kisahnya. Orangtuanya dibunuh depan matanya. Bahkan anak-anak juga menjadi target pembunuhan. Katanya sih konflik antara suku Tutsi dan suku Hutu.

Suku mayoritas (suku Hutu) beranggapan mereka lah suku yang lebih baik. Istilahnya pembersihan etnis. Ada beberapa permasalahan sehingga terjadilah pembantaian massal ini. tetsuko menuliskan saat berkunjung di gereja. Banyak mayat bertaburan. Belum dikubur pula. Serem banget deh. Ngeri sekali saya membacanya, seperti cerita horor saja. Sesama saudara pun bisa saling bunuh. Paman dengan keponakan. Pokoknya kalau beda suku terjadilah pembunuhan. Hiks. Sungguh biadab sekali. (kenapa bagian ini yang saya ingat ya?)

 


Buku ini mengajakku untuk terus bersyukur

Sebenarnya saya sedang membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupanku.  Maaf jika saya membandingkan kehidupan anak-anak di negara tersebut.  Tak sengaja terlintas saja di pikiran. Toh si penulis juga membandingkan kehidupan negara yang dia kunjungi dengan negaranya Jepang. Jadi nggak masalah ya membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan saya?

Benar lah kata penulis. Dampak perang sangat terasa untuk warga sipil terutama ibu & anak-anak.  Saya sangat bersyukur, saat ini, di negara Indonesia yang saya tempati, tidak terjadi perang. Ya Allah jangan sampai terjadi. Na’udzubillah.

Setelah baca buku ini, saya merasa sangat-sangat bersyukur. Bisa makan dengan baik. Punya makanan enak, air bersih, akses pengobatan mudah, punya pekerjaan, keluarga lengkap, tempat tinggal nyaman, bisa menikmati listrik, negara yang aman, dan masih banyak lainnya. Pokoknya banyaaak banget bersyukur atas apa yang saya miliki & nikmati sekarang. Alhamdulillahilladzi bini’mati tatimmusshalihaat.

 

Kemudian .....

Tahun-tahun telah berlalu. Faktanya beberapa negara  yang dikunjungi Totto chan mengalami banyak perubahan positif. Contohnya di negara Rwanda yang telah banyak berbenah. Tingkat korupsi di Rwanda lebih sedikit daripada Indonesia. Haha. Malu deh kita. Kamu bisa cek infonya di sini

Terimakasih kepada penulis telah berbagi pengalaman ini. Padahal sudah capek keliling negara & banyak tugas lainnya. Terimakasih juga untuk sahabatku, Invita telah meminjamkan buku ini. sungguh baik hati <3. Selain buku ini saya juga pinjam buku lain & ada juga yang dibelikan.

Baca juga :


Berikut beberapa kalimat mutiara yang ada di buku :

  • Aku berharap ketika anak-anak muda membaca buku ini, mereka akan menyadari betapa berharganya air. Anak-anak yang ku temui selama perjalananku bahkan tak pernah melihat sebotol air mineral atau sekaleng jus atau minuman lainnya seumur hidup mereka. (hal.43 perjalanan ke Tanzania tahun 1984)
  • Film berjudul The Killing Fields merupakan gambaran yang sangat tepat mengenai Kamboja di bwah rezim Pol Pot (hal. 101)
  • Aku akan terus mengatakannya: perang benar-benar kejam. (hal. 184 perjalanan ke Irak tahun 1991)
  • Entah bagaimana, kembali ke Jepang terasa lebih aneh lagi. Di sini aku bisa hidup nyaman, semua kebutuhanku terpenuhi. Dengan air bersih, makanan di kulkas & televisi untuk ditonton. Aku terus berkata pada diri sendiri, “Ya Tuhan, bukankah ini tidak adil?” (hal. 213 perjalanan ke Etiopia tahun 1992)
  • Tapi setelah melihat semuanya, tidakkah kau berpikir bahwa anak-anak kita memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang kehilangan orang tua, tidur tanpa alas di tanah, & tidak pernah tahu kapan mereka akan ditembak dari belakang atau kapan kepala mereka akan digigit hyena?  (hal. 233 perjalanan ke Sudan tahun 1993)
  • Manusia tidak dilahirkan untuk saling membenci, mereka dilahirkan untuk saling mengasihi. Kata-kata ini belum pernah menganggu benakku seperti sekarang ini. (hal. 252 perjalanan ke Rwanda tahun 1994)
  • Pesanku adalah agar anak-anak jangan pernah melepaskan impian, betapapun buruknya situasi. (hal. 282 perjalanan ke Bosnia-Herzegovina tahun 1996)
  • Pesan dari lagu Sukiyaki adalah betapapun tidak bahagianya dirimu, tapi jika kepalamu tetap terangkat hingga air matamu tidak jatuh, kebahagiaan pasti akan datang. (hal. 282 perjalanan ke Bosnia-Herzegovina tahun 1996)


Terimakasih telah membaca.

Semoga bermanfaat.

Salam literasi. Ayo baca ^^