Pernah suatu saat ketika saya mengikuti tantangan menulis. Saya mengalami block writer. Meskipun sebelum memulai telah memiliki tabungan ide. Tetap saja rasanya mentok. Menulis apalagi ya? apa dong? Apa ya? huft... rasanya ingin menyerah saja. rasanya ingin menunda menulis saja, yang berarti harus utang tulisan.

Tantangan menulis itu namanya #30DJ3 yang diselenggarakan oleh AWI. Selama 30 hari tanpa henti wajib menulis & memposting-nya di akun instagram. Lalu sampai di hari ke-7 block writer itu muncul. Namun, akhirnya saya berhasil melewati block writer dan menjadi finisher menulis 30 hari tanpa henti.  Alhamdulillah, Allahuakbar!!!!! HORE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Ketika itu saya berpikir “mau menulis apa ya?”. ditambah dengan keadaan badan yang lelah. Badan capek, lemas. Sehingga penyakit malas menjangkiti diri. TAPI, saya tidak menyerah. Tetap menulis. Memaksakan diri. Obatnya MALAS adalah PAKSA. Obatnya TUNDA adalah SEKARANG.

Obatnya MALAS adalah PAKSA. Obatnya TUNDA adalah SEKARANG.

Itu pedoman & prinsip saya. Meskipun kadang saya turuti rasa malas & tunda. Hehe. Ups. Okay. Jadi, block writer yang biasanya terjadi pada penulis itu merupakan hal wajar ya. Meski demikian sebagai penulis harus melawannya dong. Harus mempunyai strategi. Salah satunya adalah terus membaca. Maksud saya tidak hanya membaca bacaan saja. Tapi juga pintar membaca keadaan sekitar, membaca perasaan diri tentang suatu kejadian, dan membaca hikmah dari sebuah musibah/cobaan.

Intinya adalah Anda, saya & semua penulis harus mau membaca. Paksakan membaca. Namun, kalau mepet deadline, ya lanjutkan saja menulisnya. Menulis apa saja yang ada dipikiran & kejadian hari ini.


Sekian & terimakasih.

Semoga cerita ini bermanfaat ^^